2 Ketika waktu panen tiba, dia mengirim salah satu hambanya ke petani penyewa untuk mengambil beberapa buah anggur dari kebun anggur. 3 Tetapi mereka menangkapnya, memukulinya, dan mengirimnya pergi tanpa apa-apa. 4 Lalu orang itu mengirim seorang hamba yang lain. Mereka memukul kepalanya dan menyiksanya. 5 Dia mengirim pelayan lain, dan yang ini mereka bunuh. Dia mengirim banyak pelayan lain, dan mereka memukuli beberapa dari mereka dan membunuh yang lain. 6 Pada akhirnya satu-satunya yang tersisa adalah anak laki-lakinya yang dia cintai, dan akhirnya dia mengirimnya, dia berpikir ‘pasti mereka akan menghormati anak saya sendiri.’ 7 Tetapi para petani berkata satu sama lain, ‘Ini ahli waris pemiliknya — jika kita membunuhnya, kita bisa mendapatkan apa yang akan dia warisi!’ 8 Jadi mereka membawanya dan membunuhnya, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu. 9 Sekarang apa yang akan dilakukan oleh pemilik kebun anggur itu? Dia akan datang dan membunuh para petani itu, dan kemudian dia akan menyewa kebun anggur itu kepada orang lain.
10 Pernahkah kalian membaca Kitab Suci ini: ‘Batu yang dianggap tidak berguna oleh tukang-tukang bangunan, sudah menjadi batu fondasi yang utama. 11 Ini dari Tuhan, dan sungguh menakjubkan untuk dilihat!’ ”*Mengutip Amsal 118:22-23.
14 Mereka datang dan berkata, “Guru, kami tahu Engkau orang yang jujur dan Engkau tidak peduli dengan pendapat orang lain. Sebaliknya Engkau mengajarkan kehendak Allah tanpa memandang kedudukan orang. Jadi apakah menurut Hukum Taurat, boleh atau tidak kita membayar pajak kepada pemerintah Romawi? 15 Haruskah kami membayar, atau haruskah kami menolak?”
16 Mereka memberi-Nya uang itu. Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Gambar dan tulisan siapa ini?” “Kaisar,” jawab mereka.
17 Lalu kata Yesus, “Kalau begitu kembalikan kepada Kaisar apa yang menjadi miliknya, dan berikan kembali kepada Allah apa yang menjadi milik-Nya,” Mereka heran dengan jawaban-Nya.
18 Kemudian orang Saduki, yang tidak percaya dengan kebangkitan, datang dan mengajukan pertanyaan:
19 “Guru, Musa memberitahu kami bahwa jika seorang laki-laki yang sudah beristri meninggal tanpa memiliki anak, maka jandanya harus menikah dengan saudara laki-lakinya, dan meneruskan keturunan bagi saudaranya itu.†Ulangan 25:5. 20 Dulu ada tujuh orang laki-laki bersaudara. Yang pertama menikah, lalu meninggal tanpa punya anak. 21 Yang kedua menikahi jandanya, dan kemudian meninggal, tanpa anak. Yang ketiga melakukan hal yang sama. 22 Faktanya ketujuh orang itu meninggal tanpa memiliki anak. Akhirnya perempuan itu mati juga. 23 Jadi nanti waktu kebangkitan, dia akan menjadi istri siapa, karena dia adalah istri dari ketujuh bersaudara?”
24 Yesus berkata kepada mereka, “Ini membuktikan bahwa kalian keliru, dan bahwa kalian tidak mengetahui Kitab Suci atau kuasa Allah. 25 Ketika orang mati bangkit, mereka tidak menikah, dan tidak dikawinkan. Mereka seperti malaikat di surga. 26 Tetapi mengenai kebangkitan, bukankah kalian membaca dalam tulisan-tulisan Musa kisah tentang semak yang terbakar, di mana Allah berbicara kepada Musa dan berkata kepadanya, ‘Akulah Allah Abraham, Allah Isak, dan Allah Yakub.’‡Lihat Keluaran 3:2-6. 27 Dia bukan Allah orang mati, tetapi Allah yang hidup. Kalian sudah sangat keliru!”
28 Kemudian salah satu guru agama datang dan mendengar mereka berdebat. Dia menyadari bahwa Yesus sudah memberi mereka jawaban yang bagus. Jadi dia bertanya kepada-Nya, “Perintah mana yang paling penting dari semuanya?”
29 Yesus menjawab, “Perintah pertama adalah, ‘Dengarlah, hai umat Israel, Tuhan Allah kita adalah satu-satunya Allah. 30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap pikiranmu, dan dengan segenap kekuatanmu.’§Mengutip Ulangan 6:4 31 Yang kedua adalah, ‘Kasihilah sesamamu sama seperti kamu mengasihi dirimu sendiri.’*Mengutip Imamat 19:18 Tidak ada perintah yang lebih penting daripada ini.”
32 “Benar, Guru,” jawab laki-laki itu. “Memang benar seperti yang Engkau katakan bahwa Allah itu satu, dan tidak ada yang lain. 33 Kita harus mengasihi-Nya dengan segenap hati kita, semua pengertian kita, dan seluruh kekuatan kita, dan kita harus mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri. Ini jauh lebih penting daripada persembahan dan kurban.”
34 Yesus melihat bahwa dia memberikan jawaban yang bijaksana, dan berkata, “Kamu tidak jauh dari kerajaan Allah.” Sesudah ini tidak ada yang cukup berani untuk bertanya lebih banyak lagi pada Yesus.
38 Yesus terus mengajar mereka dengan mengatakan, “Hati-hatilah terhadap para pemimpin agama! Mereka suka berjalan-jalan di pasar dan tempat-tempat umum dengan jubah panjang supaya dihormati. 39 Mereka senang duduk di kursi paling depan di rumah pertemuan orang Yahudi, dan tempat terbaik di pesta-pesta makan. 40 Mereka biasa menipu janda-janda dengan merampas harta mereka, dan untuk menutupi kejahatan mereka, mereka selalu berdoa panjang-panjang, supaya orang lain mengira mereka orang baik. Akibat perbuatan mereka itu, mereka akan menerima hukuman yang berat dalam penghakiman.”