Surat Paulus kepada Jemaat Roma
13 Saudara-saudari, saya ingin kalian tahu bahwa sudah berkali-kali saya berencana untuk mengunjungi kalian, tetapi sampai sekarang selalu ada halangan. Saya ingin datang supaya pelayanan saya di antara kalian terus membuahkan hasil, seperti juga di antara orang bukan Yahudi di tempat lain. 14 Karena saya merasa wajib melayani semua kalangan: baik yang sudah berbudaya maju maupun yang masih terbelakang, baik orang yang berpendidikan maupun yang belum berpendidikan. 15 Itulah sebabnya saya juga mau memberitakan Kabar Baik kepada kalian yang tinggal di Roma.
20 Karena sejak penciptaan dunia, sifat-sifat-Nya sebagai Allah sudah terlihat jelas melalui seluruh ciptaan-Nya. Dengan demikian, kita mengerti hal-hal tentang Dia yang tidak bisa dilihat mata, yaitu keilahian-Nya dan kuasa-Nya yang kekal. Jadi tidak ada alasan apa pun bagi manusia untuk tidak mengenal Allah. 21 Namun, meskipun mereka mengetahui tentang Dia, mereka tidak memuliakan-Nya sebagai Allah dan tidak bersyukur kepada-Nya. Sebaliknya, mereka memikirkan hal-hal yang sia-sia dan bodoh, sehingga pikiran mereka penuh dengan kegelapan. 22 Mereka mengaku bijaksana, tetapi kenyataannya bodoh. 23 Mereka menolak untuk memuliakan Allah yang kekal. Sebaliknya, mereka malah menyembah patung-patung berhala yang mereka buat sendiri dalam bentuk makhluk yang bisa mati, seperti manusia, burung-burung, binatang-binatang berkaki empat, dan binatang-binatang menjalar.
24 Oleh karena itu, Allah lepas tangan dan membiarkan mereka diperbudak oleh keinginan-keinginan mereka yang jahat. Akibatnya, mereka saling menajiskan tubuh mereka dengan melakukan berbagai perbuatan memalukan. 25 Meskipun mereka tahu hal-hal yang benar tentang Allah, mereka memilih untuk percaya kepada yang salah. Daripada menyembah dan melayani Dia yang menciptakan segala sesuatu, mereka lebih memilih untuk menyembah ciptaan-Nya, padahal hanya Dialah yang layak dipuji untuk selama-lamanya! Amin.
26 Nah, karena manusia bersikap seperti itu, maka Allah membiarkan mereka diperbudak oleh keinginan-keinginan mereka yang memalukan. Contohnya, ada perempuan-perempuan yang bersetubuh dengan sesama perempuan, padahal perbuatan itu tidak wajar dan seharusnya tidak boleh dilakukan. 27 Begitu juga dengan laki-laki. Mereka mulai bosan pada persetubuhan yang wajar dengan perempuan, dan ingin melakukan hal yang memalukan, yakni bersetubuh dengan sesama laki-laki. Karena itu, mereka menerima hukuman Allah dalam diri mereka sesuai dengan cara hidup mereka yang memalukan itu.
28 Manusia merasa tidak perlu lagi mengenal Allah. Oleh sebab itu, Allah lepas tangan dan membiarkan mereka diperbudak oleh pikiran mereka yang sia-sia, sehingga manusia semakin melakukan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan. 29 Hati mereka dikuasai oleh segala macam dosa, seperti berbagai perbuatan cabul, pikiran jahat, kebencian, dan keserakahan. Pikiran mereka penuh dengan iri hati, keinginan membunuh, berkelahi, serta menipu. Mereka menyimpan dendam, memfitnah orang lain, 30 dan saling menjelekkan. Mereka benci kepada Allah. Mereka juga kasar, congkak, menyombongkan diri, dan pintar memikirkan cara-cara baru untuk berbuat jahat. Mereka durhaka kepada orangtua, 31 keras kepala, suka ingkar janji, masa bodoh terhadap orang lain, tidak mau memaafkan, dan tidak punya belas kasihan. 32 Mereka sudah tahu hukum Taurat yang mengatakan bahwa orang yang hidup seperti itu pantas dihukum mati, tetapi mereka terus saja hidup dalam kejahatan, bahkan memuji orang lain yang juga melakukan kejahatan.
Roma 2 ->- a hamba Status ‘hamba Kristus’ yang dimaksud Paulus sama sekali berbeda dengan jabatan ‘hamba Tuhan’ yang dianggap posisi terhormat dalam gereja. Dalam bahasa Yunani, kata yang diterjemahkan ‘hamba’ memiliki arti ‘budak’, yakni orang yang terikat penuh sebagai milik majikannya. Pada zaman Paulus, budak merupakan status sosial yang sangat rendah. Menjadi budak bagi raja atau pejabat tinggi merupakan keadaan yang cukup baik, namun tetap saja kelasnya rendah, karena seorang budak dianggap seperti ‘barang’ milik orang lain dan bukan individu yang memiliki hak-hak kemanusiaan. Dengan menyebut dirinya hamba, Paulus memaknai bahwa Kristus adalah pemiliknya yang mempunyai hak penuh untuk mengatur hidupnya. Paulus menyadari bahwa dirinya bukan siapa-siapa, hanya seorang yang sangat rendah dan tidak lagi hidup bagi diri sendiri, melainkan sepenuhnya mengabdi bagi Sang Raja.
- b keturunan Daud Semua raja Israel disebut ‘anak-anak Daud’. Sebagai pemimpin bangsa Israel, raja juga disebut ‘anak Allah’— dengan huruf kecil pada kata ‘anak’. Dalam Mzm. 2, Allah juga menyebut semua bangsa Israel sebagai ‘anak’-Nya (Kel. 4:23; Hos. 11:2). Dalam Perjanjian Baru, ‘anak Daud’ juga dipahami sebagai gelar lain untuk ‘Mesias’ atau Raja Penyelamat yang dijanjikan.
- c baik orang Yahudi maupun … Secara harfiah: pertama-tama kepada orang Yahudi, dan kemudian orang Yunani. Frasa yang sama digunakan dua kali lagi di 2:9 dan 10. Dengan kata ‘pertama-tama’, Paulus tidak bermaksud bahwa TUHAN lebih mengutamakan orang Yahudi daripada bangsa-bangsa lain. (Hal itu tampak jelas dalam 2:11 yang menuliskan, “… Allah tidak membeda-bedakan orang.” Bandingkan juga dengan Rm. 3:9 dan 10:12.) Paulus menggunakan frasa ini untuk menunjukkan bahwa isi Kabar Baik itu seharusnya lebih mudah diterima oleh orang Yahudi karena latar belakang dan kebudayaan mereka, serta karena mereka sudah mengenal Firman Allah dalam PL. Dalam ketiga ayat tersebut, Paulus menggunakan kata ‘Yunani’ dengan arti ‘semua bangsa lain yang bukan Yahudi’, karena pada waktu Paulus menulis surat ini, kebudayaan dan bahasa Yunani sudah tersebar ke seluruh suku bangsa dalam kerajaan Romawi.
- d hanya dengan percaya saja Secara harfiah: dari iman kepada iman. Dalam bahasa Yunani, frasa ini merupakan sebuah idiom. Artinya seperti dalam teks TSI, atau alternatif terjemahan lain, ‘yang terjadi semata-mata hanya karena percaya, bahkan semakin yakin akan kabar itu’.
- e Hab. 2:4 LXX; Gal. 3:11; Ibr. 10:38